Sosok Bayi Kecil Yang Slamat dari Tsunami Jepang Sejumlah
tentara mengevakuasi bayi perempuan dari sisa lumpur tsunami dasyat
Jepang. Bayi ini jadi simbol harapan di tengah kehancuran Jepang
pasca-gempa 9 SR, Jumat 11 Maret 2011, pekan lalu.
Seperti dikutip dari laman The Sun, edisi Selasa 15 Maret 2011, tentara
menemukan bayi empat bulan itu saat mencari korban tsunami di tengah
lumpur air laut yang meyelimuti di kota Ishinomaki, empat hari setelah
bencana.
Ketika Tsunami itu datang menerjang, sang ayah langsung melarikan bayi ini ke tempat yang lebih tinggi. Mereka khawatir gempa susulan akan mendatangkan gelombang raksasa lagi. Untungnya, ancaman banjir kedua tidak datang. Tapi bayi itu kemudian susah dicari, sampai ditemukan oleh tim penyelamat. Kini dia sudah berkumpul kembali dengan keluarganya.
Tim penyelamat masih terus mencari korban baik yang selamat maupun yang tewas. Upaya ini sempat dihentikan selama empat jam, Senin kemarin, karena peringatan palsu bahwa gelombang susulan datang dengan ketinggian 15 kaki atau sekitar 4,5 meter.
Gempa yang memicu tsunami di Jepang diduga menewaskan 15 ribu orang. Sejauh ini, jenazah yang ditemukan mencapai 1900 orang. Bagi korban selamat, bencana ini belum selesai. Sulitnya akses listrik, air bersih, dan makanan membuat pengungsi makin menderita.
Ketika Tsunami itu datang menerjang, sang ayah langsung melarikan bayi ini ke tempat yang lebih tinggi. Mereka khawatir gempa susulan akan mendatangkan gelombang raksasa lagi. Untungnya, ancaman banjir kedua tidak datang. Tapi bayi itu kemudian susah dicari, sampai ditemukan oleh tim penyelamat. Kini dia sudah berkumpul kembali dengan keluarganya.
Tim penyelamat masih terus mencari korban baik yang selamat maupun yang tewas. Upaya ini sempat dihentikan selama empat jam, Senin kemarin, karena peringatan palsu bahwa gelombang susulan datang dengan ketinggian 15 kaki atau sekitar 4,5 meter.
Gempa yang memicu tsunami di Jepang diduga menewaskan 15 ribu orang. Sejauh ini, jenazah yang ditemukan mencapai 1900 orang. Bagi korban selamat, bencana ini belum selesai. Sulitnya akses listrik, air bersih, dan makanan membuat pengungsi makin menderita.
0 komentar:
Post a Comment