JAKARTA, (PRLM).- Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, Ujian Nasional (UN) 2011 menggunakan formulasi nilai akhir penentu kelulusan
dengan mengkombinasikan nilai ujian nasional dan prestasi sekolah. Jadi
tidak ada ujian ulangan.
Mendiknas menjelaskan, formula yang digunakan adalah menggabungkan 60
persen hasil UN ditambah 40 persen prestasi sekolah, terdiri dari nilai
ujian dan rapor. Nilai setiap mata pelajaran minimum 4,00. “Kalau
dahulu hasil UN sendiri yang menentukan kelulusan siswa, tetapi pada
2011 dikombinasikan antara UN dengan prestasi atau capaian waktu sekolah
kelas 1, 2, dan 3," ujarnya.
Nuh mengatakan, formula UN merupakan hasil kesepakatan bersama dengan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara UN dan
atas rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dikatakan pula, bobot penilaian UN lebih tinggi karena jika prestasi
sekolah yang lebih tinggi akan sulit sebab tidak semua sekolah memiliki
akreditasi dan kualitas yang sama. Bagi siswa yang tidak lulus dapat
mengikuti ujian Paket C untuk tingkat SMA/MA/SMK dan Paket B untuk
tingkat SMP/MTs. “Semangat perbaikan UN 2011 adalah untuk menghargai
proses belajar mengajar yang dilalui siswa," katanya.
Ketika melakukan simulasi, asumsinya nilai ujian sekolah berkisar
antar nilai 6 s.d. 10, sedangkan nilai UN berkisar antara nilai 1 s.d.
10. Sementara, batas nilai kelulusan adalah 5,50. Seorang siswa misalnya
mendapat nilai 4 pada UN dan nilai 8 pada ujian sekolah. Dengan
menggabungkan kedua nilai, diperoleh nilai akhir 5,6 (di atas nilai
minimum 5,50). Namun, jika nilai ujian sekolahnya 7, diperoleh nilai
akhir 5,2 (di bawah nilai minimum 5,50).
Mengenai manfaat UN sendiri, selain sebagai salah satu penentu
kelulusan peserta didik, juga untuk menjadi pemetaan mutu program satuan
pendidikan secara nasional, dan pintu masuk untuk pembinaan dan
perbaikan mutu pendidikan, baik di tingkat satuan pendidikan maupun
nasional. Di samping itu, mendorong motivasi belajar siswa dan mendorong
peningkatan mutu proses belajar mengajar.
Terkait dengan hasil monitoring berita selama 2010, Mendiknas
mengungkapkan, topik seputar UN menempati urutan pertama dari sepuluh
isu pemberitaan pendidikan selama 2010. Nuh menuturkan, jumlah
pemberitaan terkait UN ini sebanyak 1.899 berita (20,1%), disusul topik
seputar guru 974 berita (10,3%), dan penerimaan peserta didik baru 537
berita (5,7%). “Yang paling banyak urusan UN. Itu menunjukkan bahwa UN
menjadi perhatian publik," katanya.
Topik lainnya antara lain mengenai SBI/RSBI, SPMB, Olimpiade Sains,
BOS/BOP, beasiswa, sekolah rusak, dan UU BHP. Mendiknas memaparkan,
capaian kinerja 2010 dan program Kemdiknas 2011. Dijelaskan, secara
umum, serapan anggaran Kemdiknas mencapai 89,29 persen per 27 Desember
2010. Adapun anggaran Kemdiknas pada 2011 Rp 55,6 triliun. (A-94/das)***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com
0 komentar:
Post a Comment