Kehadiran film berteknologi 3D yang tengah tren nyatanya tidak hanya
menghadirkan suasana semarak saat menonton. Di balik itu, film 3D
ternyata bisa menghadirkan efek negatif sebagian orang. Benarkah?
Efek negatifnya bukan lantaran tampilan darah yang mirip sebenarnya
sehingga membuat penonton mual melainkan pengaruh film 3D pada otak
memunculkan gejala mual, pusing dan lainnya. Sekitar 5 persen dari
populasi mengalami masalah pada mata saat menonton film 3D. Kendati
berakhir kepala pusing-pusing, tetap saja tidak menghilangkan keinginan
penonton untuk menyaksikan film berteknologi 3D seperti Avatar atau
Alice In Wonderland.
Dr. James J. Salz, Clinical Professor of ophthalmology, University
of Southern California in Los Angeles sekaligus juru bicara American
Academy of Ophthalmology mengatakan ketika masyarakat menyaksikan film
3D, mata diharuskan bekerja keras untuk mendapatkan gambar yang jelas. ”
Itulah mengapa setiap menonton film 3D diwajibkan menggunakan kacamata
khusus yang menggabungkan dua gambar,” ujarnya seperti dikutip dari Healthday dan dilansir republika.co.id, Senin (12/4).
Sementara itu, mantan rekan kerja Salzs, Dr. Julian Gunzberg
berpendapat untuk mendapatkan efek gambar 3D harus menggunakan dua jenis
kamera dan dua angle berbeda. Teknik ini telah digunakan pada film
House of Wax.
Secara terpisah Jeffrey Anshel, optometrist VSP Vision Care dan the
principal of Corporate Vision Consulting, Encinitas, California,
menyatakan hanya 30% dari mata penonton yang mampu berkordinasi dengan
baik untuk melihat efek 3D dalam film, apalagi mata harus melihat layar
yang demikian besar. Akibatnya, sebagian penonton mengalami sakit kepala
dan mata berkunang usai menonton.
“Persoalan muncul ketika masyarakat telah menggunakan kacamata khusus namun kinerja kordinasi mata begitu buruk,” katanya.
Menanggapi hal itu, Salz menambahkan, ketika masyarakat menonton,
beban kerja mata semakin berat. Otak mengirimkan lebih banyak impuls
untuk menjaga mata tetap awas. “Saat otak meminta mata untuk memandangi efek 3D, mata anda menjadi tegang dan kemudian menjadi sakit,” tuturnya.
“Film Avatar meminta mata anda untuk tetap bekerja setidaknya selama 2
jam 40 menit. Tidak mengejutkan ketika penonton tidak begitu senang
dengan pengalaman mereka menonton film 3D,” tambahnya.
Pendapat senada disampaikan Dr. Robert Wiprud, associate professor of
family and community medicine, Texas A&M Health Science Center
College of Medicine sekaligus director of family medicine at the Scott
& White Clinic, College Station, Texas. Ia menilai, saat individu
menonton film 3D, pada otak terjadi input yang berlawanan dengan bagian
tubuh lain. Pada organ mata, tekanan terjadi secara ekstrim, dan tekanan
itu terjadi pada sistem vestibular di organ telinga bagian dalam.
Sistem Vestibular ini merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. “Ketika
kita bergerak dalam arahan yang jelas, cairan mengalir menuju sel
rambut, membuat semacam impuls elekrik yang berjalan melawati tulang
tengkorang menuju otak, dan otak segera memberikan balasan berupa
pilihan apakah anda tetap duduk atau bergerak,” paparnya.
“Sebagian besar waktu, semua infomasi itu ditambahkan dan menyakinkan
otak. Tetapi ketika anda menonton film 3D, terjadi konflik antara mata
yang melihat dengan sistem vestibular sebagai sistem sensorik. Mata
seolah berkata kepada anda bahwa anda terbang ke udara sementara sistem
vestibular mengatakan sebaliknya, ” tidak, kita harus duduk disini,
salah bila anda bergerak,”. Pada anda yang sensisitif, akan memicu rasa
mual dan sakit kepala,” tambahnya.
Wiprud menilai, otak anda tidak berkenan dengan konflik signal antara
mata dan sistem vestibular. Sebuah film biasa tidaklah membodohi mata
anda secara berlebihan.
Anshel menambahkan, penggemar film Die-hard mungkin memperoleh
manfaat dari dramatisasi atau adegan kekerasan yang ada atau Anda bisa
menjadikanya petunjuk bahwa mata butuh latihan. Untuk sekarang, mungkin
Anda tidak merasa terjadi sesuatu saat menonton film 3D. Kelak, ruang
tamu Anda bisa membuat Anda sakit, lantaran televisi 3D segera hadir.
Sumber : http://www.jedadulu.com/2010/04/ternyata-nonton-film-3d-ada-efek-sampingnya/
0 komentar:
Post a Comment